Oleh Nuri Septika dari Departemen Ilmu Gizi IPB Angkatan 51
Pemimpin. Dalam KBBI, *pemimpin* diartikan sebagai *orang yang memimpin*. Diawali dengan kata me- menjadi “memimpin” maka berarti menuntun, menunjukkan jalan dan membimbing. Pemimpin hendaknya menjadi; _*1) Cultural ambassador*_ yakni merepresentasikan nilai-nilai masyarakat dimana dia hidup dan memimpin. Juga sebagai _*2) Solidarity maker*_, menjadikan masyarakat yang bersatu dan menjunjung tinggi kebaikan. Pemimpin dimanapun, siapapun, tidak boleh mengutarakan kata-kata, sikap, atau tindakan yang menyakiti orang yang dipimpinnya. Apalagi di Indonesia, hal tersebut akan *merusak kebhinekaan* yang berpuluh-puluh tahun dijaga. (Arief Munandar)
Imam Al-Ghazali pernah berkata, *"Sikap utama pemimpin adalah, beradab dan mulia hatinya."* Akhir-akhir ini rasanya, atau entah sejak jaman Soekarno sudah ada, banyak sekali pemimpin yang kurang memiliki adab terlebih kemuliaan hati. Kasus pornografi, saling caci, marah-marah saat rapat, hantam kursi, dsb. Belum lagi menimbun kekayaan pribadi, korupsi sana sini.
Dalam Islam, segala hal diatur agar kehidupan manusia tidak amburadul. Tak terkecuali masalah pemimpin. Tidak diperkenankan mengambil pemimpin yang lebih mengutamakan kekafiran di atas keimanan.
*_“Hai orang2 yang beriman! Janganlah kamu jadikan bapak-bapak dan saudara-saudaramu menjadi pemimpin-pemimpinmu, jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan. Dan siapa di antara kamu menjadikan mereka menjadi pemimpin, maka mereka itulah orang2 yang zalim”_ (At Taubah:23)*
Fir'aun. Pemimpin yang mampu membangun Mesir dengan megahnya, tetapi kafir, dzalim, dan menyeru kemungkaran. Maka Allah binasakan ia dan pengikutnya.
Kemal Ataturk, sang pelopor sistem baru dunia. Menjauhkan rakyat Turki dari Quran dan Sunnah, menghukum gantung 30 ulama. Allah juga binasakan dia.
JANGAN. Janganlah menjadikan orang yang mengutamakan kekafiran atau kemungkaran sebagai Pemimpin, sekalipun itu Bapakmu sendiri. Atau saudaramu, apalagi orang lain.
Lalu, apakah pemimpin harus Muslim?
Bagi orang Islam, yang beriman dan percaya kepada Al-Quran, maka jawabannya:
*_“Janganlah orang2 mukmin mengambil orang2 kafir jadi pemimpin, bukan orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, bukanlah dia dari (agama) Allah sedikitpun…”_ (Ali Imran:28)*
Bagaimana jika pemimpin Muslim tetapi tidak menerapkan hukum-hukum yang terdapat dalam Al-Quran?
*Maa laa yudraku kulluhu laa yutraku kulluhu.* Sesuatu yg tidak dapat kita lakukan dengan sempurna bukan berarti kita tinggalkan seluruhnya. Itu kaidahnya. Meskipun ada pemimpin muslim tapi keislamannya belum sempurna, itu lebih baik dari pemimpin yang kafir. Sederhananya, yang tau Islam saja seperti itu, bagaimana dengan yang tak tau Islam apalagi bukan Islam? Tentu sambil mendoakan pemimpin Islam tersebut agar semakin kaffah keislamannya.
Wallahu'a'lam bish showab. Semoga dapat diambil hikmah dan manfaatnya.
🛡 *DEPARTEMEN ISU DAN KEUMATAN* 🛡
_*LDK AL-HURRIYYAH 1438H*_
⚔ *PEMIMPIN* ⚔
Pemimpin. Dalam KBBI, *pemimpin* diartikan sebagai *orang yang memimpin*. Diawali dengan kata me- menjadi “memimpin” maka berarti menuntun, menunjukkan jalan dan membimbing. Pemimpin hendaknya menjadi; _*1) Cultural ambassador*_ yakni merepresentasikan nilai-nilai masyarakat dimana dia hidup dan memimpin. Juga sebagai _*2) Solidarity maker*_, menjadikan masyarakat yang bersatu dan menjunjung tinggi kebaikan. Pemimpin dimanapun, siapapun, tidak boleh mengutarakan kata-kata, sikap, atau tindakan yang menyakiti orang yang dipimpinnya. Apalagi di Indonesia, hal tersebut akan *merusak kebhinekaan* yang berpuluh-puluh tahun dijaga. (Arief Munandar)
Imam Al-Ghazali pernah berkata, *"Sikap utama pemimpin adalah, beradab dan mulia hatinya."* Akhir-akhir ini rasanya, atau entah sejak jaman Soekarno sudah ada, banyak sekali pemimpin yang kurang memiliki adab terlebih kemuliaan hati. Kasus pornografi, saling caci, marah-marah saat rapat, hantam kursi, dsb. Belum lagi menimbun kekayaan pribadi, korupsi sana sini.
Dalam Islam, segala hal diatur agar kehidupan manusia tidak amburadul. Tak terkecuali masalah pemimpin. Tidak diperkenankan mengambil pemimpin yang lebih mengutamakan kekafiran di atas keimanan.
*_“Hai orang2 yang beriman! Janganlah kamu jadikan bapak-bapak dan saudara-saudaramu menjadi pemimpin-pemimpinmu, jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan. Dan siapa di antara kamu menjadikan mereka menjadi pemimpin, maka mereka itulah orang2 yang zalim”_ (At Taubah:23)*
Fir'aun. Pemimpin yang mampu membangun Mesir dengan megahnya, tetapi kafir, dzalim, dan menyeru kemungkaran. Maka Allah binasakan ia dan pengikutnya.
Kemal Ataturk, sang pelopor sistem baru dunia. Menjauhkan rakyat Turki dari Quran dan Sunnah, menghukum gantung 30 ulama. Allah juga binasakan dia.
JANGAN. Janganlah menjadikan orang yang mengutamakan kekafiran atau kemungkaran sebagai Pemimpin, sekalipun itu Bapakmu sendiri. Atau saudaramu, apalagi orang lain.
Lalu, apakah pemimpin harus Muslim?
Bagi orang Islam, yang beriman dan percaya kepada Al-Quran, maka jawabannya:
*_“Janganlah orang2 mukmin mengambil orang2 kafir jadi pemimpin, bukan orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, bukanlah dia dari (agama) Allah sedikitpun…”_ (Ali Imran:28)*
Bagaimana jika pemimpin Muslim tetapi tidak menerapkan hukum-hukum yang terdapat dalam Al-Quran?
*Maa laa yudraku kulluhu laa yutraku kulluhu.* Sesuatu yg tidak dapat kita lakukan dengan sempurna bukan berarti kita tinggalkan seluruhnya. Itu kaidahnya. Meskipun ada pemimpin muslim tapi keislamannya belum sempurna, itu lebih baik dari pemimpin yang kafir. Sederhananya, yang tau Islam saja seperti itu, bagaimana dengan yang tak tau Islam apalagi bukan Islam? Tentu sambil mendoakan pemimpin Islam tersebut agar semakin kaffah keislamannya.
Wallahu'a'lam bish showab. Semoga dapat diambil hikmah dan manfaatnya.
🛡 *DEPARTEMEN ISU DAN KEUMATAN* 🛡
_*LDK AL-HURRIYYAH 1438H*_
#Tegas
#Berkharisma
#Berkharisma
Komentar
Posting Komentar